Kairo, Pemerintah Mesir menutup perbatasan Rafah menyusul serangan di Sinai yang menewaskan 16 prajurit perbatasan Mesir. Langkah ini menuai protes pemerintahan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.
Penutupan perbatasan Rafah tersebut akan memperparah penderitaan rakyat Gaza, khususnya mereka yang harus berobat ke Mesir atau negara-negara lain. Hal ini bisa memicu bencana kesehatan yang serius.
"Keputusan untuk menutup perbatasan Rafah bagi para pasien dan kasus-kasus kemanusiaan akan menambah penderitaan mereka dan membahayakan kesehatan mereka, dan bisa memicu bencana kesehatan yang serius," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra seperti dilansir Press TV, Kamis (9/8/2012).
Dikatakan Al-Qudra, ratusan pasien Palestina saat ini tengah menanti untuk menyeberang ke wilayah Mesir guna mendapatkan perawatan medis di sana atau di negara-negara ketiga.
Pemerintah Mesir menutup perbatasan Rafah menyusul aksi penembakan yang dilakukan sekelompok pria bersenjata ke sebuah pos pemeriksaan di Sinai, dekat perbatasan Israel. Sebanyak 16 prajurit Mesir tewas dan tujuh lainnya luka-luka dalam insiden yang terjadi Minggu, 5 Agustus malam tersebut.
Media pemerintah Mesir menyebut para pelaku merupakan militan-militan dari wilayah Gaza. Namun kelompok Hamas membantahnya. Hamas juga mengecam serangan tersebut.
"Kami mengutuk kejahatan buruk ini yang menewaskan para tentara Mesir, dan menyampaikan belasungkawa kami kepada para keluarga korban, dan kepada pemimpin Mesir serta rakyat Mesir," demikian statemen Hamas.
